Monday, September 3, 2012

Peluang Usaha Krawu Burger

Kreasi dan inovasi bisa sangat tinggi harganya.Paling tidak,beberapa orang ini telah membuktikannya. Dengan daya kreasi dan inovasi yang dimiliki,persaingan di dunia bisnis bisa dimenangkan.


 Apa yang Anda butuhkan untuk memulai sebuah bisnis? Selain skill, mentalitas mumpuni,serta ide yang kreatif,modal berupa uang juga sangat dibutuhkan.Malah,modal inilah yang kerap kali menjadi salah satu kendala besar bagi seorang calon wirausahawan dalam memulai usahanya. Lailatus Sa’adah contohnya. Pemilik usaha krawu burger asal Gresik,Jawa Timur,ini juga pernah merasakan sulitnya mengembangkan usaha lantaran tidak memiliki modal yang mencukupi.

Beberapa investor sempat “didekati”,namun tidak memberikan hasil.Padahal, wanita yang akrab dipanggil Ella itu ingin sekali mengembangkan usaha yang sejak April 2011 dirintisnya di Kota Surabaya. “Saya memulai usaha dengan menitipkan krawu burger di kantinkantin jurusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).Saat itu pasar yang saya tuju cukup menerima produk saya.Terbukti,hanya dalam satu jam,produk titipan saya di jurusan-jurusan tersebut habis terjual.

Karena antusiasme pasar yang cukup baik ini,terbesit dalam diri saya untuk mengembangkan usaha dengan konsep franchise atau menjual melalui gerai yang tersebar di beberapa wilayah.Untuk mengaktualisasikan mimpi tersebut,saya membutuhkan sejumlah modal,” cerita Ella. Di sela-sela usahanya mencari modal,Ella coba melakukan inovasi terhadap produk dagangannya,krawu burger.

Ini jelas bukan burger biasa, karena roti bun yang biasa digunakan pada burger,oleh Ella diganti dengan nasi krawu.Nasi krawu sendiri merupakan makanan khas Gresik dengan komposisi nasi putih,parutan serundeng kelapa,dan daging sapi yang disuwir lembut. Nah,krawu burger ini memiliki komposisi yang sama dengan nasi krawu pada umumnya, namun disajikan dengan cita rasa yang lebih lezat dibandingkan nasi krawu yang sudah ada.

“Selain itu,pengepakannya juga berbeda.Kami menggunakan proses cetak sedemikian rupa,di mana daging diapit di antara nasi sehingga akan mempermudah cara menikmatinya. Dari pengepakan inilah kami menyebutnya seperti burger,” ungkap Ella.Inovasi lain yang dilakukan wanita berusia 22 tahun itu adalah memberikan beberapa varian rasa pada krawu burger-nya,seperti krawu teriyaki,krawu lada hitam, krawu steak,dan krawu ayam.

Kreasi dan inovasi Ella ini lantas dibawa ke sebuah ajang kompetisi yang berhadiah total uang Rp1 miliar yang dihelat produsen rokok Wismilak Diplomat,tahun lalu. Ajang bertajuk Diplomat Success Challenge (DSC) itu tak ayal menjadi jalan keluar bagi Ella yang saat itu memang sedang mencari dana untuk mengembangkan usaha kuliner yang memiliki modal awal Rp2 juta.

“Kesulitan utama wirausahawan pemula adalah dana untuk memulai maupun mengembangkan usaha. Akses ke perbankan juga tidak sederhana, mengingat jaminan yang diperlukan.Hal ini menggerakkan hati nurani kami untuk berkontribusi secara konkret dengan memberikan modal usaha riil kepada calon maupun wirausahawan yang potensial. Kami berharap mereka dapat menjadi penggerak ekonomi sekaligus memperluas lapangan kerja,” kata Surjanto Yasaputera,selaku Manajemen Wismilak Group dan Ketua Dewan Komisioner DSC season 3.

Selain Ella,ajang DSC juga telah melahirkan wirausahawan muda potensial dengan gagasan-gagasan unik,yakni Yuri Pratama yang mengembangkan budi daya bulu babi untuk bahan masakan restoran Jepang. Yuri memenangkan ajang ini pada 2010. “Umumnya penghargaan dan bantuan diberikan kepada mereka yang telah berkiprah sebagai wirausahawan.Ajang DSC merupakan jembatan bagi saya untuk mewujudkan mimpi menjadi kenyataan. Mimpi untuk menjadi seorang entrepreneur dan mimpi untuk bisa bermanfaat bagi sesama,”ujar Ella.

Untuk meraih kemenangannya, Ella harus melalui sejumlah tantangan. Selain menjelaskan ide bisnis dengan cara presentasi di depan tim penilai,juga digelar market challenge di beberapa kota.Di Surabaya, Ella bersama tujuh tim lain dalam DSC season 2 diberi tantangan membuat bisnis bertema oleh-oleh Madura,mulai dari membuat konsep, kulakan bahan jualan,berjualan, hingga membuat laporan keuangan.

Sementara,market challenge di Yogyakarta memberi tantangan kepada enam besar peserta DSC 2dengan cara berjualan mug disertai foto customer.Terakhir, di Jakarta,empat besar peserta,termasuk Ella,diharuskan berjualan bunga anggrek di tengah-tengah orang yang sedang berolahraga golf. “Unik,lucu,penuh tantangan, dan pelajaran yang sangat berharga,”imbuh Ella.

Musim Ketiga

Ajang Diplomat Success Challenge (DSC) telah digelar untuk ketiga kalinya.Lomba ide bisnis kreatif dan inovatif ini ditujukan bagi kalangan usia produktif,20–40 tahun.Dalam ajang ini,mereka ditantang untuk menciptakan sebuah konsep wirausaha yang unik dan diberikan peluang besar untuk langsung mewujudkannya sebagai bisnis yang riil. Rangkaian kegiatan DSCmusim ketiga ini dibagi dalam tiga region: west region yang berpusat di Bandung, central region diYogyakarta, dan east region di Surabaya.

Selama DSC season 3 berlangsung,peserta bakal mendapatkan berbagai program uji ketahanan mental,hubungan antarpersonal,dan pembekalan materi,hingga akhirnya terpilih tiga orang dari masing-masing region untuk beradu kompetensi di babak grand final di Jakarta pada 20–21 November mendatang
sumber : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/521839/
 

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...