Anak-anak memang pangsa pasar yang empuk. Tak heran, banyak bisnis
yang menyasar segmen bocah. Salah satunya, usaha penyewaan mainan
tunggangan di mal. Asal cermat memilih lokasi, Anda bisa meraup
keuntungan lumayan.
“Kalau ada penyewaan mainan anak, saya jadi
santai berbelanja. Anak tidak rewel minta pulang,” cetus Irene. Ia
sedang menunggui anaknya yang asyik mengendarai mobil-mobilan elektrik
di salah satu pusat perbelanjaan modern di Jakarta.
Irene
bilang, anaknya yang berusia 4 tahun itu sudah tidak mau naik permainan
yang hanya bergerak di tempat. Si mungil terus ingin bermain dengan
mainan yang bisa dikendarai dan bisa berjalan seperti mobil elektrik
atau animal car ride.
Mobil elektrik yang juga sering disebut
dengan battery car ini merupakan mainan anak yang bertenaga aki mobil 12
volt/40 ampere. Sedangkan animal car ride atau walking animal bertenaga
baterai aki 12 volt/1,5 ampere dan memiliki kecepatan 4 kilometer per
jam dengan kemampuan putaran 45 derajat. Mainan ini dioperasikan dengan
baterai isi ulang.
Biaya sewa hanya Rp 10.000 per 10 menit, tentu
tidak menjadi soal bagi Irene. Yang jelas, dengan adanya penyewaan
mainan di mal, dia bisa berbelanja dengan tenang dan si anak bisa
bermain ditemani pengasuh atau suaminya. “Anak saya juga tidak bosan,
hanya ikut mamanya jalan memilih barang belanjaan. Jadi, sekarang kalau
mau belanja, saya mesti cari mal yang ada mainannya,” kata ibu dua anak
ini.
Masih banyak orangtua lain yang juga memperlakukan anak
sedemikian rupa ketika datang ke pusat perbelanjaan modern seperti mal.
Seiring dengan pertumbuhan pusat perbelanjaan modern di berbagai kota,
bisnis permainan anak semacam ini semakin merebak. Bukan hanya arena
permainan anak yang dicari, yang sedang tren saat ini adalah penyewaan
mainan tunggangan anak yang dikendalikan oleh baterai.
Erlina,
pemilik Happy Play, mengatakan bahwa pangsa pasar anak-anak itu tidak
akan pernah habis. Menjamurnya pusat perbelanjaan modern memang bisa
mendatangkan peluang usaha bagi pelaku bisnis yang jeli. Termasuk usaha
penyewaan permainan tunggangan anak ini. “Asal tahu saja, peluang usaha
semacam ini tidak hanya terkonsentrasi di kota besar. Pelanggan saya
justru banyak di pinggiran,” kata Erlina, yang sudah menjalankan bisnis
permainan anak sejak lima tahun lalu.
Menurut dia, jangan
menganggap pendapatan masyarakat di pinggiran kota itu rendah sehingga
tidak potensial untuk membuka bisnis hiburan. Kebanyakan masyarakatnya
justru memiliki pendapatan yang besar tapi minim pengeluaran karena jauh
dari pusat hiburan. Jadi, bila membuka usaha hiburan di pinggiran,
jangan takut tidak laku. “Mereka haus hiburan,” ujar Erlina.
Wisnu
Wijanarko, General Manager PT Kids Land Indonesia, sependapat. Selain
di pinggiran kota masih banyak yang haus hiburan, lokasinya masih banyak
yang cukup luas. Sebab, untuk usaha semacam ini membutuhkan area
sedikitnya 5 meter x 5 meter persegi untuk sedikitnya 5 mobil elektrik.
Nah,
kalau tetap mau buka di kota besar, jangan mengincar mal-mal yang
besar. Sebab, ongkos sewanya mahal. “Bila hanya untuk buka satu usaha
atau hanya menawarkan satu jenis mainan, balik modalnya agak lama atau
bahkan sulit,” ujar Wisnu. Wisnu menyarankan Anda membuka usaha semacam
itu di pusat perbelanjaan sekelas International Trade Center atau ITC.
Selain sewa lebih murah, pengunjungnya juga banyak. Paling tidak, dalam
sehari bisa saja 50 anak yang menyewa.
Bahkan, penyewaan mainan
anak semacam itu bisa dioperasikan di tempat belanja sekelas minimarket.
Syaratnya, minimarket itu berlokasi di areal yang bisa dipakai untuk
berkeliling si mainan.
Yang menarik, keuntungan yang bisa
diperoleh dari bisnis tunggangan anak ini lumayan besar. Erlina
mencontohkan, penyewaan mobil elektrik. Keuntungan yang diraup bisa
mencapai 40%–50% dari omzet. Alhasil, sudah bisa balik modal dalam
jangka waktu cukup singkat, 2 bulan–3 bulan, tergantung pangsa pasar di
lokasi.
Nah, bila Anda tertarik menjalankan bisnis ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
• Sebagai pemula jangan investasi terlalu besarBila
Anda baru memulai bisnis ini, ada baiknya investasi yang digelontorkan
jangan terlalu besar. Sedikitnya Rp 20 juta–Rp 25 juta sudah cukup untuk
membuka usaha penyewaan mobil elektrik. Dana itu digunakan untuk
membeli mobil elektrik sebanyak 5 unit dengan harga Rp 3 juta per unit.
Membeli 5 baterai cadangan
Rp 2 juta. Baterai ini diperlukan untuk mengantisipasi bila ada baterai yang sedang dicas.
Lalu,
untuk membeli perlengkapan Rp 500.000, dan untuk membayar gaji 2
karyawan Rp 1,6 juta. Sewa tempat sebesar Rp 5 juta per bulan. Ada juga
biaya promosi Rp 200.000.
Menurut Erlina, untuk permulaan memang
sebaiknya mainan yang disewakan tidak terlalu banyak. Istilahnya, untuk
tes pasar. Nah, bila sudah mendatangkan keuntungan, baru menambah jumlah
atau jenis mainan yang disewakan. “Jadi, kalau memang bisnis itu tidak
berjalan, kerugiannya tidak besar,” tandas dia.
Suriani, salah satu
pemasar mainan, mengatakan, untuk mengantisipasi kerugian atau untuk
mempercepat modal kembali, ada baiknya memilih mainan yang tepat dengan
harga yang tidak terlalu mahal.
Ambil contoh, mainan animal car
ride. Mainan ini memang tampilannya lebih lucu dan menarik daripada
mobil-mobilan elektrik, tapi harga per unitnya cukup mahal, sekitar Rp 9
juta hingga Rp 12 juta per unit. “Ini balik modalnya lama. Karena
investasinya cukup besar,” jelasnya. Bayangkan, sebagai investasi awal,
sedikitnya Anda harus memiliki 4 unit animal car ride. Jadi, untuk
membeli mainan saja, Anda harus mengeluarkan uang Rp 36 juta.
Mainan animal car ride pun membutuhkan lebih banyak karyawan. Sebab,
penunggangnya perlu didampingi dan mainan ini tidak dilengkapi dengan
remote control sehingga tidak bisa dikendalikan oleh petugas yang jaga.
Jadi, bila ada 5 unit mainan, sedikitnya harus ada 5 karyawan juga.
“Jadi, ya, operasionalnya akan besar sekali,” terang Wisnu. Beda dengan
mobil elektrik yang dilengkapi remote control sehingga dengan
5 unit mainan, cukup mempekerjakan 2 karyawan.
• Survei lokasi & promosiNah,
yang harus diperhatikan secara cermat adalah masalah lokasi. Ini sangat
berpengaruh terhadap omzet yang akan Anda raup. Menurut Wisnu,
pengamatan ini dilakukan setiap hari. Hitung berapa banyak anak-anak
yang datang ke lokasi. Bandingkan dengan hari biasa dengan hari libur.
Untuk mendapatkan lokasi di mal, susah-susah gampang. Biasanya, jika
memang usaha itu menarik dan belum ada di mal, akan mendapatkan izin.
Survei
lokasi ini juga akan berpengaruh terhadap biaya sewa yang akan
dikeluarkan. Jika memang malnya ramai, plus tidak ada saingan, lebih
baik bernegosiasi untuk menerapkan sistem sewa. “Seandainya Anda masih
ragu-ragu, bisa menerapkan sistem bagi hasil dengan pengelola mal,” ujar
Erlina. Bagi hasilnya bisa 75:25. Jadi, tidak akan terlalu rugi.
Setelah
mendapatkan lokasi yang cocok, selanjutnya tentukan arena permainannya.
Pilih yang dekat dengan pintu masuk atau paling tidak lokasinya bisa
langsung terlihat dari pintu masuk. Jangan memilih lokasi di belakang
atau pojokan. Sebaiknya juga jangan di lantai dua, apalagi di lantai dua
sebelah pojok. “Dengan lokasi semacam itu akan sulit terlihat
pengunjung,” imbuh Wisnu.
Untuk memaksimalkan pelanggan, jangan
lupa melakukan promosi. Paling tidak sebarkan brosur pada pengunjung.
Cukup pakai brosur sederhana yang satu warna. Brosur itu juga harus ada
nilainya. Maksudnya, dengan membawa brosur itu ke arena permainan, nanti
bisa mendapatkan potongan harga. Dengan promosi semacam ini, calon
penyewa akan lebih tertarik untuk menjajal permainan yang ditawarkan.
Agar
penyewa datang kembali, tak ada salahnya jika Anda menawarkan hadiah
kecil. “Sekecil apa pun hadiah yang kita beri, anak-anak itu akan sangat
senang. Sekalipun itu hanya permen,” ujar Erlina.
Kalau perlu,
Anda bisa menawarkan iming-iming lain. Misalnya, bila si anak menyewa
sebanyak 10 kali, nanti bisa mendapatkan satu kali main gratis.
Tertarik menjajal bisnis ini? Selamat mencoba!
sumber : http://peluangusaha.kontan.co.id