Tuesday, July 31, 2012

Renyahnya laba dari waralaba roti bakar

Bagi kebanyakan orang di negeri ini, roti sudah menjadi makanan pokok kedua setelah nasi. Tak heran, jika bisnis roti mempunyai potensi yang cukup menggiurkan. Setidaknya, indikasinya tampak dari terus bermunculannya penjual roti yang mengusung ciri khas usaha masing-masing. Mulai dari berbentuk usaha keliling hingga berkonsep restoran di mal.

Eloknya, kini tidak sedikit pelaku usaha roti yang menjaring pelanggan melalui pola kemitraan atau waralaba. Salah satunya adalah Roti Bakar Crispy yang diproduksi oleh Dapur Roti Aa di kota Bandung, Jawa Barat.

Pemilik Dapur Roti Aa, Agus Jamhari, menuturkan usaha Roti Bakar Crispy baru mulai diwaralabakan pada April 2010. Meski terbilang baru, saat ini jumlah mitranya sudah enam orang. "Semua mitra membuka gerainya di Bandung," kata Agus.

Dia mengklaim, roti buatannya memiliki beberapa kelebihan dibandingkan roti bakar lain. Di antaranya, tekstur roti buatannya lebih lembut, namun bisa terasa renyah ketika dibakar.

Selain itu, Agus juga menyediakan banyak pilihan rasa bagi para pelanggannya. Contohnya Roti Bakar Mini Crispy. Roti yang dibanderol Rp 3.000 per potong ini tersedia dalam 12 pilihan rasa. Antara lain, rasa cokelat, pindekas, dan durian. Adapun Roti Bakar Maxi Crispy yang dijual Rp12.000 per potong, tersedia 13 pilihan rasa.

Dengan beragamnya sajian rasa roti, Agus berhasil menjaring banyak pelanggan. "Nama Roti Bakar Crispy saya dapatkan karena sebelum diwaralabakan ada banyak pelanggan yang bilang rasa roti saya itu krispi," katanya.

Harga jual Roti Bakar Cripsy juga terbilang murah. "Saya sengaja merancang produksi roti yang tidak hanya enak disantap, tapi juga ringan di kantong pembeli," tutur pria yang berpengalaman membuat roti di sejumlah hotel dan toko roti di berbagai kota ini. Dengan kelebihan itu, Agus yakin roti produksinya punya potensi komersial yang tinggi.

Keyakinan tersebut didasari besarnya omzet yang diperolehnya dari setiap gerai Roti Bakar Crispy. Agus mengatakan, rata-rata omzet setiap gerai Rp 15 juta per bulan. "Tapi itu sangat tergantung pada pemilihan lokasi," kata lelaki berusia 31 tahun ini.


Cari master franchise

Bagi yang berminat berinvestasi di usaha ini, Agus menawarkan paket waralaba Rp 7 juta. Dengan dana sebesar itu, mitra akan mendapatkan booth untuk berjualan dan perlengkapan pendukung lain. "Mitra sudah bisa langsung berusaha," kata peraih IPK tertinggi di bidang Food and Beverage Division dari Akademi Pariwisata Triatma Jaya di Kuta, Bali itu.

Menurut Agus, sebenarnya permintaan untuk menjadi mitra Roti Bakar Crispy saat ini sudah banyak berdatangan. Antara lain, dari calon mitra di Jakarta mencapai 25 orang. Namun, karena sebagian besar permintaan itu datang dari luar Bandung, dia belum bisa menyanggupinya.

Agus berdalil, saat ini belum memiliki cabang di luar Bandung lantaran kesulitan dalam memasok bahan baku. Kalaupun bisa, harga jual roti menjadi lebih mahal. "Itu sebabnya saat ini kami sedang fokus untuk mencari master franchise area terlebih dulu di setiap kota," imbuhnya.

Agar bisa menjadi master franchise, investor wajib mengeluarkan dana Rp 80 juta untuk di Jawa dan Rp 90 juta di luar Pulau Jawa. "Biaya itu cukup murah jika dibandingkan dengan membuka sebuah bakery outlet,” tutur Agus.

Roti Bakar Crispy
Gang Raden Ganda 1, No.1 51 RT 03 RW 10
Cimindi, Bandung
Telp 022-7002913.

sumber : http://peluangusaha.kontan.co.id/news/renyahnya-laba-dari-waralaba-roti-bakar--1/2010/10/01


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...